Rabu, 29 Mei 2013

AYAH

Ku lihat mata beliau yang begitu lemah dan sayu, berbaring tanpa daya di atas bed putih dengan selimut tebal yang sedikit menghangatkannya. Nampak juga seorang perempuan berusia kurang lebih 45 tahun dengan setia menemani dan menjaganya dengan penuh ketulusan. Tampak kelelahan yang sama di antara keduanya. Aku masih berdiri diam di balik pintu kamar rumah sakit itu. Seakan tak sanggup meneruskan langkahku untuk menghampirinya tiba-tiba pikiranku pun terlempar ke masa di mana aku masih dan selalu dijaga oleh seorang laki-laki yang menurutku begitu tangguh dan selalu menyayangiku. Memberi segala yang ku inginkan walaupun seringkali kenakalanku sering membuatnya kesal, tapi kasih sayangnya untukku tak pernah surut. Dialah Ayahku.

 Aku ingat betul apa yang dikatakan Ayah  saat itu. “Nak, Ayah tak pernah menuntutmu untuk menjadi dokter atau apapun. Ayah hanya ingin melihatmu dengan bangga menjadi orang yang selalu bermanfaat buat orang lain. “ Aku hanya diam menatapnya polos sambil menganggukkan kepala. Entah, walaupun umurku saat itu masih kecil namun kata-katanya selalu terngiang dalam benakku hingga saat ini. Oh ya saat itu juga aku masih ingat betul bagaimana beliau tak pernah lelah memberiku semangat saat aku benar-benar terpukul, saat aku untuk pertama kalinya mengenal perasaan yang begitu menyakitkan. “Ayah mengerti betul kamu di masa dalam pencarian jati diri. Ayah dulu juga sama sepertimu. Nak, kamu tahu luka yang diberikan atau telah ditorehkan oleh orang lain di hatimu akan menguatkanmu suatu saat nanti. “ Akupun hanya tersenyum sambil memelukkanya. Saat itu aku menyadari seorang laki-laki yang paling setia dan cintanya paling tulus adalah AYAH.

Tiba-tiba lamunanku pun dikagetkan oleh suara seorang wanita dihadapanku. “kenapa kamu masih berdiri disitu. Ayah dan ibu dari tadi sudah menunggumu.” Aku menghampiri mereka sembari menjabat tangannya. Kini aku menyadari tangan mereka tak sekuat dulu, mereka terlihat semakin renta. Dan di saat itulah mungkin bukan beliau lagi yang dengan tulus selalu menjaga dan merawatku, tetapi berganti aku yang akan menjaga dan menyayangi mereka sama seperti mereka yang menjagaku di kala masih kecil.


Kini aku menyadari selama ini Ayah tak kan pernah sanggup melihat anaknya jatuh, karena ayah selalu menguatkanku. Ayah tak pernah sedikitpun menyakitiku walalupun seringku membuatnya kecewa, karena Ayah menyadari aku adalah anugerah dari Tuhan yang begitu berharga. Dan Ayah mungkin bukanlah ayah yang terbaik di dunia, namun ayah selalu berusaha melakukan yang terbaik semampu dan sekuat yang Ayah bisa hanya untuk membahagiakan anak-anaknya.  


"Tuhan tolonglah sampaikanSejuta sayangku untuknyaKu terus berjanjiTak kan khianati pintanyaAyah dengarlah betapa sesungguhnyaKu mencintaimuKan ku buktikan ku mampu penuhi maumu

Andaikan detik ituKan bergulir kembaliKurindukan suasanaBasuh jiwakuMembahagiakan akuYang haus akan kasih dan sayangmuTuk wujudkan segala sesuatuYang pernah terlewati "By Gita Gutawa Ft. Ada Band

0 komentar:

Posting Komentar

Menulis telah menguatkanku. Please, leave some comment ^_^

About

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More