Selasa, 13 Agustus 2013

MAMA

Aku masih mengingat semua, semua kenangan yang kurang lebih dua puluh tahun ini terekam begitu jelas dalam memori otakku. segala hal bodoh yang yang pernah aku lakukan dan segala kenakalan kecil yang tak pernah lelah untuk selalu kau maafkan. Ma, aku malu bila harus mengingatnya.  Terimkasih ma, selama dua pulah tahun ini mama tak pernah lelah untuk mencintai dan menyayangiku.

Ketika aku beranjak mulai remaja, melakukan segala hal yang ku anggap benar, tanpa memperdulikan orang lain, dirimu mama tak pernah lelah untuk menegurku. Walaupun tak jarang aku sering membantahmu, bahkan berkata kasar padamu. Masih ku ingat air matamu menetes, lagi-lagi karena ulahku. Mungkin hanya sedikit rasa bersalah ku saat itu. Kemudian ku ulangi kesalahan yang sama. Waktu itu, saat terik matahari mengucur membuat panasnya bumi, mama memintaku untuk menjaga adik semata wayang ku. Namun apalagi yang ku lakukan, aku malah melukainya. Mama sempat marah pada ku, hingga aku pun bersembunyi di bawah tempat tidur, yah sampai aku tertidur lelap. Entah apa yang membuatmu begitu mudah memaafkanku. Dengan penuh rasa khawatir mama masih mencemaskanku, kemudian membangunkanku dan berkata “Nak, jangan diulangi lagi ya?” aku hanya mengangguk senang.

Tak hanya itu saja, mungkin aku adalah saah satu anak yang penuh cerita dengan sejuta kenakalannya. Seringku berkata, mama selalu pilih kasih dan lebih menyayangi adik ketimbang aku. Jika ada permintaanku yang tak mama turuti, ya Tuhan maafkan aku yang selalu menorehkan luka pada manusia tempatku menuju surgamu kelak. Rasa egois yang begitu besar, apapun itu aku selalu minta ke mama untuk menurutinya. Mungkin awalnya mama menolak, tapi entah apa yang selalu membuat mama berubah pikiran untuk sekedar menuruti kemauan anaknya.

Waktupun bergulir begitu cepat, hingga akupun sedikit demi sedikit mulai mengerti. Ma, maafkan anakmu ini. mungkin selama ini mama selalu menjadi tempat pelampiasan emosiaonal kami di rumah, mungkin mama selalu mengkhwatirkan kami yang sering pergi tanpa pamit, tapi lagi-lagi mama selalu membuka pintu dengan penuh keramahan. Hal bodoh apa lagi yang aku lakukan ma. Mungkin selama dua puluh tahun ini aku sedikitpun  belum bisa membahagiakan mu ma, mungkin aku juga belum bisa menjadi anak yang berbakti. Ya Tuhan, aku mohon, beri kan aku sedikit waktu untuk mengukir senyum di wajah mama yang mulai lelah menuju senja.Tuhan yakinkan aku aka nada hari di mana akan ku bawa mama, menuju kebahagian melihat anaknya berdiri mengukir semua mimpi dan cita-citanya untuk mama. Dan sekali lagi Tuhan jadikanlah aku anak yang berbakti kepada mama di sisa umurku ini.

Mungkin masih banyak kesalahan dan kenakalan yang ku lupa dan tak mungkin ku ingat lagi. Dan masih banyak cerita tentang mu yang selalu kecewa namun tetap tersenyum, dan mama masih melihatku berdiri sama di titik ini. mungkin terlalu banyak kebohonganku yang tak pernah mama tahu, yang jelas aku menyayangimu dengan segala kekuranganku, Ma. Mungkin aku hanyalah anak yang tak bisa konsis dengan kebaktianku kepada orang tua. Aku hanyalah anak yang terlalu sering melemahkan dan hampir selalu menghancurkanmu. Tapi mama, kaulah malaikat tak bersayap yang tak pernah lelah untuk menyayangiku, memberiku seteguk cinta dan menyayangiku saat ku terlalu lelah oleh beratnya beban dunia. ma, sekali lagi aku selalu belajar untuk menjadi wanita yang kuat. Untuk mama, yang tak pernah lelah membasuhku dalam peluh cinta yang mengucur, untuk mama yang selalu menjadi pelita dalam gelapku, untuk mama yang selalu mengajariku tentang arti kehidupan dan untuk mama, aku mencintaimu dengan tulus walaupun ku tahu aku tak kan pernah bisa mencintai mama, seperti mama mencintaiku.




Mungkin aku hanyalah anak yang selalu dan terus berpura-pura mencintai mu, mungkin kau hanyalah anak yang berpura-pura selalu merindukanmu, dan Ma, mungkin aku hanyalah anak selalu mengobral janji masa depan untuk membahagiakanmu. Tapi satu hal ma, dan aku akan selalu percaya, There’s a brighter day and I’ll make you proud of Me some day. I love you so much Mom 


If I could turn back time rewind,
If I could make it undone I swear that I would,
I would make it up to you,
Mom, I’m all grown up now
It’s brand new day, I like to put a smile
On your face everyday,
Mom, I’m all grown up now
It’s not too late, I like to put a smile
On your face everyday,
Number One for Me by Maher Zain

0 komentar:

Posting Komentar

Menulis telah menguatkanku. Please, leave some comment ^_^

About

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More