Senin, 11 Maret 2013

BIBLIOTHECA ALEXANDRINA EGYPT

BIBLIOTHECA ALEXANDRINA EGYPT - Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang berarti kitab atau buku.  Sejarah perpustakaan bermula dari peradaban Sumeria dimana ditemukan peninggalan berupa tulisan pahatan pada tanah liat. Pada waktu itu Alexander The Great untuk pertama kalinya menginjakkan kakinya di pantai barat Mesir pada 322 SM. Alexandrina, nama kota itu  kemudian menjadi Ibu kota Mesir selama 1000 tahun, sebuah kota kosmopolitan yang dihuni bukan hanya oleh bangsa Mesir tetapi juga Turki, Itali dan Yunani. Bersama Athena di Yunani dan Anthiocia di Syiria yang sekarang ini telah punah. Alexandrina menjadi pusat intelektual imprmium Iskandar yang membentang dari India hingga Mesir. Berbeda dengan Kairo yang terkenal sebagai Kota Seribu Masjid atau Luxor (Al-Aqshar 750 Km dari Kairo) pusat peradaban Mesir 3.000 SM yang sangat kental dengan nuansa Pharonic. Alexandrina hampir seluruhnya bercorak barat. Tak mengherankan jika sebagian orang menyebutnya sebagai kota Eropa yang terdampar di Mesir.

Di Alexandrina terdapat beberapa peninggalan bersejarah , salah satunya adalah perpustakaan legendaris pertama di dunia yakni Bibliotheca Alexandrina. Manuskrip Aristrophanes di perpustakaan Calligio Romano, Roma, mengisahkan perpustakaan Mesir yang dibangun pada 300 tahun SM ini. Atas usul seorang filosof Yunani dan ahi politik bernama Demitrius Valiery Ptolemi I penerus Alexander membangun pusat pengembangan  ilmu pengetahuan bernama Mouseion (tempat ibadah semua Dewa Pengetahuan dan Seni). Ia membelanjakan harta kerajaan untuk membeli buku dari seluruh pelosok negeri hingga terkumpul  442.800 buku dari 90.000 lainnya berbentuk ringkasan tak berjilid. Hingga masa Ptolemi III tercatat sekitar 700.000 buku tersimpan disana. Selain mengkoleksi pustaka Yunani, perpustakaan ini juga menyimpan berbagai manuskrip  Mesir Kuno dan bangsa Phoenix serat sebagian kitab Hindu  dan Budha. Bukti lain keseriusan mereka adalah upaya penerjemahan, seperti Septuagint (Sabiniyyat) terjemahan dari kitab suci Yahudi, aturat. Simbol Peradaban Mesir ini telah melahirkan ilmuan besar seperti Archimedes., Euclide, Kalimakhus, Hypatia, Apollonius dan sebagainya. Namun setelah 3 abad kemudian masa keemasan ini berakhir. Redupnya pelita ilmu Alexandrina ini ditandai dengan tragedi pembakaran perpustakaan oleh Julius Caesar  saat invasi ke Mesir pada tahun 48 SM. berdasarkan catatan Sinika, sejarawan yang turut dalam ekspedisi itu, tak kurang dari 400.000 buku dibakar. Dunia ilmu perpustakaan berduka dan Julius Caesar minta maaf. untuk menebusnya Marx Antonio yang datng setelah Caesar menghadiahkan 200.000 buku dari Roma kepada Cleopatra yang berlanjut pada kisah cintanya. Sejak tragedi pembakaran tersebut perpustakaan menjadi tidak terurus. Atas prakarsa dari UNESCO yang bekerja sama dengan pemerintahan Mesir, muncullah ide menghidupkan kembali perpustakaan legendaris ini. Perpustakaan Alexandrina  kini berdiri kembali dengan arsitek yang unik dan megah. Bangunan utma berbentuk bulat beratap miring, terbenam dalam tanah. Di bagian depan sejajar atap, dibuat kolam untuk menetralkan suhu pustaka, terdiri dari lima lantai di dalam tanah, perpustakaan ini dapat memuat sekitar 8 juta buku. tetapi yang ada saat ini baru 250,000 buku dan akan terus bertambah setiap tahunnya. Selain itu juga menyediakan berbagai fasilitas, seperti 500 unit komputer berbahasa Arab dan Inggris untuk memudahkan user mencari katalog buku, ruang baca berkapasitas 1,700 orang, conferance room, ruang pustaka Braille Taha Husein khusus tuna netra, pustaka anak-anak , museum manuskrip kuno, lima lembaga siset, dan kamar-kamar riset yang bisa dipakai gratis.  Selain itu ada juga yang menarik, di lantai tengah  terdapat gallery design dan bisa dilihat dari berbagai sisi. Di lantai Kayu yang cukup luas itu terpajang berbagai prototype, mesin cetak kuno dan berbagai lukisan dinding.

0 komentar:

Posting Komentar

Menulis telah menguatkanku. Please, leave some comment ^_^

About

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More