Kalian
tahu menurutku ombak adalah suara alam yang paling merdu. Dan menurutku salah
satu tempat pelarian yang paling indah adalah pantai. Aku suka pantai entah
sejak kapan. aku suka kaki-kaki kecil ku berlari bermain dengan ombak dan bahkan
malah menjauh ketika ombak itu semakin menepi. Aneh memang, tapi yang jelas aku
sangat menyukai semesta air yang satu ini.
Hari
itu semilir angin pantai begitu semakin terasa. Aku masih bermain-main dengan
pasir sambil menantang ombak yang terus begulir menepi. Hari itu rasanya
benar-benar mendamaikan. Ketika kemarin aku sempat terhantam oleh beberapa
perdebatan yang benar-benar tak bisa kumengerti sampai sekarang. Namun yang
jelas hari itu pantai telah berhasil menghipnotis senyumku untuk segera kembali
mengembang. Aku masih tetap berlari-larian seperti anak kecil yang suka bermain
air, namun aku pikir itu sangat menyenangkan. “Kesya…” aku pun menoleh
mengikuti arah suara yang memanggilku barusaan. Aku melihat Junior melambai-lambaikan tangannya ke arahku. Akupun
berbalas melambaikan tanganku, mengisyratkan agar dia mengahmpiriku. “Apa yang
kamu lakukan?” Tanya Junior ketika sedang melihatku menulis sesuatu di pasir.
Aku suka menulis semua harapan-harapanku di pasir yang berharap ombak akan
membawanya dan menyampaikannya kepada Sang Penguasa alam semesta ini. Sedikit
konyol memang, itu salah satu alasan kenapa aku dijuluki makhluk paling aneh
oleh sahabat-sahabatku. Summer paradise
with Junior & Kesya. Junior hanya tersenyum menatapku. Diapun tak mau
kalah, aku masih penasaran dengan apa yang ditulisnya, sampai aku bisa
membacanya We’re never gonna say goodbye.
Akupun hanya tertawa kecil sambil mengulurkan jari kelingkingku, Junior pun
balas mengulurkan jari kelingkingnya hingga kedua jari mungil kita itu pun
melingkar satu sama lain. Dan hari itu keindahan sunset berpadu dengan suara
ombak menciptakan harmoni yang begitu romantis di tengah-tengah kebersamaan
kita.
Aku
masih mengingatnya, kenangan itu terlalu berarti untuk sekedar dihapuskan.
Kenangan bersama Junior tiga tahun yang lalu dan tempat inilah saksinya. Ketika
kita memutuskan untuk mencari jalan masing-masing mungkin itulah jalan terbaik.
Kita mungkin saling memberi kesempatan untuk saling melupakan dan bahkan
membiarkan hati kita untuk mencari seseorang yang lain. Namun bagiku itu semua
itu seperti menggenggam pasir di lautan. Aku masih ingat ketika jiwaku
tiba-tiba terasa melayang saat dia
mengucapkan kata-kata perpisahan itu. Itulah hal yang paling menyakitkan.
Aku masih diam ditepian pantai ditemani ombak
yang tak henti-hentinya menghampiriku. Sampai akhirnya air mata ku pun tak bisa
terbendung lagi ketika alunan lagu itu
mengalun dengan plan di indra pendengarnaku, lagu favorite kita lebih tepatnya.
But someday I will find my way back
To where your name is written in the sand
Cz’ I remember every sunset
I remember every words you say
We were never gonna say goodbye
Sing la-la-ta-ta-ta
Tell me how to get back to
Back to summer paradise with you
And I’ll be there in heartbeat
Summer paradise ~ Simple Plan
Ketika kita saling memberi kesempatan untuk
melupakan satu sama lain. Ketika waktupun memberi jalanny untuk mencari hati
yang lain. Aku dan kamu mungkin saat itu menganggap bahwa itu semua akan
menjadi mudah seiring prosesnya. Namun sekali lagi semuanya tak semudah
menggenggam pasir di lautan, bahkan semua itu seperti menerjang ombak di lautan
ketika aku dan kamu mencoba untuk lari dari kenyataan menghapuskan semua
kenangan yang telah lama hilang. Dan terakhir walaupun aku dan kamu terpisah
oleh teori jarak dan waktu, REAL LIFE CAN WAIT.
1 komentar:
sederhana tapi bagus banget :D
Posting Komentar
Menulis telah menguatkanku. Please, leave some comment ^_^