Dirimu bagaikan O² yang selalu dan tak
pernah hentinya untuk ku hirup,
Sementara bagimu aku adalah CO² yang selalu kau hembuskan
dalam setiap hela,
Dirimu bagaikan hujan yang senantiasa
memberikan kesejukan untuk hatiku yang gersang,
Sementara bagimu aku adalah awan hitam yang
selalu siap untuk memberi aura kegelapan bagi harimu yang selalu tersinari oleh
sang mentari.
Begitulah teori ketidak seimbangan diantara
kita.
Pagi itu angin berhembus dengan pelan, hawa
dingin begitu menusuk hingga kalbu, awan pekat menutupi sinar sang mentari yang
biasanya tak hentinya memberi kehangatan. Rintik-rintik hujan pun perlahan
membasahi bumi. Aku masih belum beranjak dari tempat tidurku. Mesin waktupun
telah menunjukkan pukul 6.30.
♪♪ As much as I love you,
As
much ad I need you,
And
I cant stand you,
Must
everything you do make me wanna smile,
Can
I not like you for a while ♪♪
Aku langsung terhenyak dari tempatku,
mencari nada dering handphone ku yang tak asing lagi. Terlihat sederet nama,
Arie menelepon.
“hallo,” suaraku masih terdengar seperti
orang bangun tidur.
“baru bangun tidur? Gimana nanti? Jadi
kan?” Tanya Arie nyrocos.
“iya jadilah. Nanti aku jam 8 berangkat.
Oke.” Kataku sambil menyiulkan sedikit senyum.
“ya udah, aku mau mandi dulu. Cepetan mandi.
Bye!”
“Bye.”
Aku masih tetap duduk di bedku yang empuk
itu. Pikiranku masih melayang-layang. Ada sedikit perasaan aneh. Seharusnya aku
senang, akhirnya aku dan Arie bisa jalan bareng kayak dulu ya walaupun rasanya
kita nggak akan pernah bisa untuk kembali seperti dulu lagi. Menjalin hubungan
sahabat nampaknya jalan terbaik dan terakhir buat kita setelah perpisahan kita
yang kemarin. Entah ada semacam keraguan yang semakin mengeruak di segala sudut
hatiku saat ini. aku takut, aku takut setelah ini Arie akan mengilang lagi
seperti dulu. Saat kita gagal menjalin hubungan untuk ketiga kalinya. Pergi,
kembali dan pergi lagi.
Suasana pantai yang selalu aku rindukan,
suara deburan ombak yang begitu menenangkan panorama laut lepas yang terbentang
luas merupakan harmonisasi keindahan alam yang menghipnotis semua orang yang
menikmatinya. Aku masih bermain dengan pasir, sembari bermain dengan ombak yang
datang silih berganti ditemani rintik-rintik hujan, hmm suasana yang begitu
romantic, batinku. Aku masih melihat Arie dari kejauhan dia hanya duduk sambil
melihatku. Aku menghampirinya.
“Kenapa diem aja rie? Ayok, main air sama aku.” Ajakku terkekeh.
Arie masih diam menatapku melengkungkan bibirnya ke atas.
“De, aku boleh ngomong sesuatu enggak?” sejenak aku menatapnya, dan ikut duduk disebelah Arie. Nampak ada hal serius yang tak biasa yang akan diungkapkan oleh .
“Ada apa rie? “ aku masih diam menatapnya penasaran. Tiba-tiba Arie menggenggam tanganku. Aku berusaha mengatur detak jantungku yang tiba-tiba ak beraturan.
“kamu mau nggak balikan sama aku? Aku masih menatap Arie, mencoba mencerna apa yang akan dikatakan selanjutnya. “Aku masih sayang kamu.” Aku tercekat ada perasaan yang berbeda, antara senang dan perasaan trauma akan luka di masa lalu.
“Tapi kenapa Rie? Kenapa baru sekarang? “ tanyaku ragu. “Aku nggak mau kayak dulu lagi. Kita selalu Putus nyambung.“
“iya, aku tahu. Aku salah, aku minta maaf. Jujur aku masih sayang kamu.”
aku masih diam. Ada pertempuran di lubuk hatiku, di sisi lain aku tak ingin melepasnya, namun di sisi lain perasaan ragu itu masih menghantui. Aku tahu Arie, aku kenal dia, aku tahu karakternya. Dan aku mengerti bagaimana kekurangan dan kelebihannya. Memang awalnya dia selalu yakin dengan apa yang dia ucapkan, dia selalu yakin dalam mengambil sebuah keputusan, tapi dia tak pernah bisa konsisten dengan apa yang telah ia jalankan. Itulah kelemahan Arie, tidak bisa bertahan lama dengan apa yang telah ia yakinkan.
“Aku masih sama seperti dulu, Rie? Perasaanku masih sama. Tapi untuk saat ini aku terlalu takut untuk kembali, kembali mengulang kesalahan yang sama.”
Nampaknya Arie mengerti dengan apa yang ku katakan. Dia hanya mengangguk pelan, seakan mengerti apa yang kurasakan. Sejenak keheningan menyelimuti kebersamaan kita. Dia pun mencoba memecahkan suasana yang sempat membeku sesaat itu. Dia mengajakku bermain di pasir, bermain air di pinggiran pantai. Tersiul sedikit senyuman di antara kita.
I'm walking up from
my summers dreams again
try to thinking if you're alright
then I'm shattered by the shadows of your eyes
knowing you're still here by my side
I can see you if you're not with me
I can say to my self if you're OKAY
I can feel you if you're not with me
I can reach you my self, yuo show me the way
life was never be so easy as it seems
'till you come and bring your love inside
no matter space and distance make it look so far
still I know you're
still here by my side
Not With Me – Bondan
fade 2 black
aku masih sama, sama seperti dulu , saat
kau datang kembali dan pergi untuk kemnbali lagi sesuka hatimu. Di sini di
tempat ini, aku masih menyimpannya, menyimpan sejuta harapandi sudut hati yang telah lama tak ersentuh. Masih
mengharapkan hal yang sama seperti kemarin. Di musim panas ketika bunga-bunga
metahari memancarkan keindahannya. Dan kita duduk berdua di pantai, menikmati
suara alam yang paling merdu (ombak) dan lautan yang terbentang luas dengan
sejuta pesonanya.
Namun bukan untuk saat ini J
2 komentar:
ini kisah novel apa nyata mbak ?
hehehe,,,fiktif ajah :D
Posting Komentar
Menulis telah menguatkanku. Please, leave some comment ^_^