Aku masih mengingat semua, semua kenangan
yang kurang lebih dua puluh tahun ini terekam begitu jelas dalam memori otakku.
segala hal bodoh yang yang pernah aku lakukan dan segala kenakalan kecil yang
tak pernah lelah untuk selalu kau maafkan. Ma, aku malu bila harus
mengingatnya. Terimkasih ma, selama dua
pulah tahun ini mama tak pernah lelah untuk mencintai dan menyayangiku.
Ketika aku beranjak mulai remaja, melakukan
segala hal yang ku anggap benar, tanpa memperdulikan orang lain, dirimu mama tak
pernah lelah untuk menegurku. Walaupun tak jarang aku sering membantahmu,
bahkan berkata kasar padamu. Masih ku ingat air matamu menetes, lagi-lagi
karena ulahku. Mungkin hanya sedikit rasa bersalah ku saat itu. Kemudian ku
ulangi kesalahan yang sama. Waktu itu, saat terik matahari mengucur membuat
panasnya bumi, mama memintaku untuk menjaga adik semata wayang ku. Namun
apalagi yang ku lakukan, aku malah melukainya. Mama sempat marah pada ku,
hingga aku pun bersembunyi di bawah tempat tidur, yah sampai aku tertidur
lelap. Entah apa yang membuatmu begitu mudah memaafkanku. Dengan penuh rasa
khawatir mama masih mencemaskanku, kemudian membangunkanku dan berkata “Nak,
jangan diulangi lagi ya?” aku hanya mengangguk senang.
Tak hanya itu saja, mungkin aku adalah saah
satu anak yang penuh cerita dengan sejuta kenakalannya. Seringku berkata, mama
selalu pilih kasih dan lebih menyayangi adik ketimbang aku. Jika ada
permintaanku yang tak mama turuti, ya Tuhan maafkan aku yang selalu menorehkan
luka pada manusia tempatku menuju surgamu kelak. Rasa egois yang begitu besar,
apapun itu aku selalu minta ke mama untuk menurutinya. Mungkin awalnya mama
menolak, tapi entah apa yang selalu membuat mama berubah pikiran untuk sekedar
menuruti kemauan anaknya.
Waktupun bergulir begitu cepat, hingga
akupun sedikit demi sedikit mulai mengerti. Ma, maafkan anakmu ini. mungkin
selama ini mama selalu menjadi tempat pelampiasan emosiaonal kami di rumah,
mungkin mama selalu mengkhwatirkan kami yang sering pergi tanpa pamit, tapi
lagi-lagi mama selalu membuka pintu dengan penuh keramahan. Hal bodoh apa lagi
yang aku lakukan ma. Mungkin selama dua puluh tahun ini aku sedikitpun belum bisa membahagiakan mu ma, mungkin aku
juga belum bisa menjadi anak yang berbakti. Ya Tuhan, aku mohon, beri kan aku
sedikit waktu untuk mengukir senyum di wajah mama yang mulai lelah menuju
senja.Tuhan yakinkan aku aka nada hari di mana akan ku bawa mama, menuju
kebahagian melihat anaknya berdiri mengukir semua mimpi dan cita-citanya untuk
mama. Dan sekali lagi Tuhan jadikanlah aku anak yang berbakti kepada mama di
sisa umurku ini.
Mungkin masih banyak kesalahan dan
kenakalan yang ku lupa dan tak mungkin ku ingat lagi. Dan masih banyak cerita
tentang mu yang selalu kecewa namun tetap tersenyum, dan mama masih melihatku
berdiri sama di titik ini. mungkin terlalu banyak kebohonganku yang tak pernah
mama tahu, yang jelas aku menyayangimu dengan segala kekuranganku, Ma. Mungkin
aku hanyalah anak yang tak bisa konsis dengan kebaktianku kepada orang tua. Aku
hanyalah anak yang terlalu sering melemahkan dan hampir selalu menghancurkanmu.
Tapi mama, kaulah malaikat tak bersayap yang tak pernah lelah untuk
menyayangiku, memberiku seteguk cinta dan menyayangiku saat ku terlalu lelah
oleh beratnya beban dunia. ma, sekali lagi aku selalu belajar untuk menjadi
wanita yang kuat. Untuk mama, yang tak pernah lelah membasuhku dalam peluh
cinta yang mengucur, untuk mama yang selalu menjadi pelita dalam gelapku, untuk
mama yang selalu mengajariku tentang arti kehidupan dan untuk mama, aku
mencintaimu dengan tulus walaupun ku tahu aku tak kan pernah bisa mencintai
mama, seperti mama mencintaiku.
Mungkin aku hanyalah anak yang selalu dan
terus berpura-pura mencintai mu, mungkin kau hanyalah anak yang berpura-pura
selalu merindukanmu, dan Ma, mungkin aku hanyalah anak selalu mengobral janji
masa depan untuk membahagiakanmu. Tapi satu hal ma, dan aku akan selalu
percaya, There’s a brighter day and I’ll make you proud of Me some day. I love
you so much Mom
If I could turn back time rewind,
If I could make it undone I swear that I
would,
I would make it up to you,
Mom, I’m all grown up now
It’s brand new day, I like to put a smile
On your face everyday,
Mom, I’m all grown up now
It’s not too late, I like to put a smile
On your face everyday,
Number
One for Me by Maher Zain
0 komentar:
Posting Komentar
Menulis telah menguatkanku. Please, leave some comment ^_^